NAWA
WIDHA BHAKTI
Sewaka
Dharma Kirthanam
(Pelayanan Yang Tulus
Ikhlas dengan Cara Memuji dan Memuja)
Oleh
I NENGAH SUMENDRA, S.Ag.
M.Fil. H )**
Nawa Wida Bhakti
adalah salah satu ajaran yang dapat dimaknai dan dipedomani
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat manusia terhadap Tuhannya sebagai hamba Tuhan. Pada
kontek kehidupan sosial ajaran ini dapat dimaknai untuk membangun dan
menciptakan kesalehan sosial serta untuk menciptakan situasi dan kondisi yang damai
dan sentosa dalam jalinan hubungan sosial yang serasi, selaras dan harmonis
dengan kesadaran prinsip hidup bersama yang saling menghargai, menghormati,
melayani dan dilayani satu sama yang lainnya dalam satu kesatuan organ-organ
tubuh sosio sesuai dengan prinsip-prinsip dasar aturan keimanan,
aturan kebajikan dan aturan acara keagamaan yang
dianutnya serta aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang
berlaku untuk umum.
Pada uraian terdahulu sekilas telah diuraikan bahwa Bhakti Kirthanam adalah
bhakti dengan jalan melantunkan Gita (nyayian atau kidung suci) memuja dan memuji nama suci, keagungan dan kekuasaan Tuhan. Pada arah
gerak vertical wujud sadhana Bhakti Kirtanam ini diantaranya ; dengan jalan berekspresi atau
ber-sadhana melalui media gita (nyanyian suci atau kidung suci) memuji dan memuja keagungan
dan kemahakuasaan Tuhan (Brahman)
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (nitya
karma) maupun disaat-saat hari-hari tertentu (naimitika karma). Sedangkan pada arah
gerak horizantal yaitu pada kontek kehidupan sosial dengan melakukan Sadhana pelayanan khususnya dalam hal
ini adalah Sewaka Dharma Kirthanam.
Maksud dari Sewaka Dharma Kirthanam
pada kontek sosial ini adalah kesadaran untuk berbesar hati membuka diri dan
berbagi dalam memberikan pelayanan yang tulus dengan cara memuji dan
memuja sesama dan lingkungan ini.
Sehingga terjadi keseimbangan arah gerak yang menyerupai TAPAK DARA (bhs.Bali)”arah
garis vertikal dan arah garis horizontal” atau dengan bahasa lainnya terjadi keseimbangan seperti pesan ajaran dari Tri Hita Karana. Bahwa ajaran Sewaka Dharma Kirthanam ini diyakini mengandung pesan dan perintah
yang harus ditindak lanjuti sebagai
tanggung jawab moral untuk di-sadhana-kan
dalam kontek kehidupan sosial seperti tersebut di atas, hal ini diperkuat oleh dasar keimanan Hindu yaitu konsep
teologi (Brahmavidya) dalam Hindu. Dimana
konsep teologi Hindu (Brahmavidya)
yang paling universal seperti “Sarwam
Khalu Idam Brahman”, “Vasudeva Kuntum
Bhakam”, “Tat Twam Asi” , dsb.
Dimana semua pesan moral dari ajaran itu mengandung konsep teologi kasih
semesta. Dasar keimanan lain yang memperkuat adalah sesuai dengan kitab suci Veda bahwa semua yang ada dan yang nyata di dunia ini
adalah perujudan Tuhan dan ada dalam kandungan Tuhan (Brahman) baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang
nyata maupun yang tidak nyata berasal
dari dan di kendalikan oleh Tuhan. Maka berdasarkan konsep teologi Hindu ini, yang
selanjutnya di arahkan pada kontek sosial dapat dimaknai bahwa konsep ajaran Bhakti Kirthanam sesungguhnya juga
mengadung konsep teologi sosial yaitu sebuah ajaran teologi Hindu yang
mengacu kepada kesalehan sosial dengan kesadaran menempatkan spirit Ketuhanan dalam kehidupan sosial dan
kesadaran prinsip hidup bersama yang saling menghargai, menghormati, melayani
dan dilayani satu sama yang lainnya dalam satu kesatuan organ-organ tubuh sosio
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar aturan keimanan, aturan kebajikan
dan aturan acara keagamaan yang dianutnya serta aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang berlaku untuk
umum. Namun jangan dianggap bahwa konsep ajaran ini sebagai sesuatu konsep
keyakinan yang mendegasikan kekuatan Tuhan atau ke-Esaan Tuhan. Melainkan
konsep Sewaka Dharma Bhakti Kirthanam
dalam kontek sosial yang dimaksud pada tulisan ini adalah bagaimana masyarakat
manusia memberikan pelayanan yang tulus dengan cara memuji dan memuja terhadap sesamanya dalam wujud memberikan
pujian, pengakuan, penghargaan, penghormatan, baik itu pada ranah pemikiran,
perkataan, sikap dan perilaku.
Kesadaran menempatkan spirit Ketuhanan dalam kehidupan
sosial sangat dibutuhkan
dewasa ini. Karena sifat teologi konvensional yang menitik
beratkan kesalehan individu dengan segala macam ritualnya sangat membutuhkan kesalehan sosial untuk menyeimbangkan dan menyempurnakannya. Hal ini juga dipandang sangat penting karena kesalehan
individu ternyata belum mampu membangkitkan
kesadaran terhadap tanggungjawab sosial selaku makhluk yang memiliki Tri Pramana di muka bumi ini. Sebaliknya, konsep teologi
haruslah memberikan makna baru terhadap sradha dan bhakti itu. Sifat sradha
dan bhakti yang tidak memisahkan
individu dari lingkungan sosialnya. Dalam cara pandang manusia baru ini,
kenyataan hidup itu berpusat pada lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, konsep teologi
dapat membangkitkan tema-tema bermakna seperti Teologi Sosial yang memandang masyarakat sosial sebagai sebuah sistem organ-organ tubuh
sosio yang bersaudara, saling menghormati, menghargai, melayani dan dilayani
serta saling melengkapi satu sama yang
lainnya. Sewaka Dharma Kirthanam
dalam kontek sosial dari sudut pandang Teologi Sosial
merupakan suatu langkah maju guna mencarikan
solusi dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat manusia
itu sendiri. Nilai-nilai ketuhanan harus diangkat untuk memberi jiwa atas
spirit terhadap berbagai permasalahan sosial. Dengan
menempatkan nilai-nilai ketuhanan di dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat (sosial).
Konsep-konsep, ide-ide, dan inspirasi teologis khususnya
tentang Sewaka Dharma Kirthanam dalam jalinan hubungan sosial antara sesama masyarakat diharapkan dapat
berkontribusi positif kepada masyarakat (sosial) agar tercipta suatu situasi dan kondisi masyarakat saleh yang dapat hidup
berdampingan secara rukun, damai, harmonis dan dinamis.
Sewaka Dharma Kirthanam dalam kontek sosial dari sudut
pandang Teologi Sosial merupakan sebuah konsep yang begitu luhurnya, namun kenyataannya,
masyarakat dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mengabaikan
sisi-sisi sosialnya. Masyarakat justeru, melakukan
kompetisi sosial tanpa batas, saling menjatuhkan melalui
kritikan, umpatan, cacian, hinaan, fitnah, dsb. semakin marak terjadi, sehingga
bearkibat muncul kesenjangan-kesenjangan dalam kehidupan sosial. Dalam upaya membangkitkan
dan memberikan
kembali spirit nilai-nilai Ketuhanan yang mulia itu dalam kontek kehidupan sosial, hal yang dapat diupayakan salah satunya
adalah mempraksiskan ajaran Sewaka Dharma
Kirthanam dalam kehidupan sosial. Ajaran Sewaka Dharma Kirthanam akan dapat berkontribusi positif terhadap
upaya keselamatan
sosial. Maka oleh karena itu, kesadaran Sewaka
Dharma Kirthanam dalam kontek sosial itu dipandang
sangat penting. Kesadaran bahwa misi kehadiran manusia di muka
bumi untuk mewujudkan keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia
dengan alam, dan manusia dengan ciptaannya, yang dalam konsep Hindu disebut
dengan konsep Trihita Karana dapat
diwujudkan.
Berikut ini beberapa
sadhana Sewaka Dharma Kirthanam dalam kontek sosial yang dapat dilakukan, di antaranya seperti ulasan
berikut:
Pentingnya
Sebuah Penghargaan dan Pengakuan dengan cara Memberikan
Ucapan Selamat dan Pujian. Semua orang
termasuk saya dan juga anda tentunya menginginkan bahwa orang yang kita cintai,
sayangi dan kasihi menjadi bahagia dan sukses dalam segala aspek kehidupan
mereka. Misalnya kasih cinta kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Ini
merupakan sebuah sentimen yang indah dari tips hubungan cinta kasih sayang yang membuat lingkungan
keluarga, masyarakat dan bahkan dunia menjadi
lebih baik. Ini juga bisa menjadi salah satu cara
meningkatkan semangat dan efektivitas kerja seluruh anggota keluarga dan seluruh lapisan masyarakat. Jika
semua anggota masyarakat bisa memberikan
apresiasi dan bersikap sama kepada semua orang. Tentu
ini akan membuat dunia ini jadi sangat luar biasa membahagiakan. Namun semua
itu tidaklah cukup hanya meberikan dukungan dengan penuh kasih. Ada beberapa cara lainnya yang
dibutuhkan untuk memberikan semangat bagi mereka yang kita cintai, sayangi dan kasihi. Dalam hal ini sesuai dengan konsep ajaran Sewaka Dharma Kirthanam adalah dengan cara memberikan "pujian". Kita semua tahu
bahwa pujian akan membangkitkan gairah dan semangat seseorang untuk berlaku
lebih dengan apa yang sedang dia kerjakan. Ketika kita
memberikan pujian, kita harus memberikannya dengan cara yang
tepat agar orang yang kita puji benar-benar bisa meresapi dan
bertambah semangat. Kita mungkin sudah terbiasa memuji teman atau para sahabat-sahabat (mitra) kita, atau anak-anak, saudara, tetangga, dan lingkungan masyarakat kita atas
keberhasilan mereka. Misalnya, kita mungkin
memberitahu mereka betapa bangganya kita
karena kebaikan mereka, kesosialan mereka, sikap dan prilaku
sosial mereka yang baik, prestasi atau keberhasilan mereka, atau hal-hal lain berkaitan dengan gagasan, ide, pemikiran mereka, perkataan
atau tutur mereka, serta sikap dan perilaku meraka yang sangat cerdas, tepat,
sopan, santun, baik, arif dan bijaksana atau keberhasilan mereka telah
mencapai beberapa tujuan lainnya. Hal itu merupakan
hal yang indah dan membahagiakan saat kita ikhlas dan berbesar hati untuk berbagi
kekaguman kita. Namun, jenis kita juga harus akui bahwa pujian juga memiliki
sisi negatifnya. Namun apabila kita menumbuhkan kesadaran Sewaka Dharma Kirthanam maka pastinya pujian yang kita berikan bukanlah sebuah pribahasa atau bahasa kiasan
dengan bermasud menyindir atau berbanding terbalik dengan apa yang dipujikan,
atau pujian yang penuh kepura-puraan. Sewaka
Dharma Kirthanam dalam kontek Sosial bisa menjadi salah satu tekanan untuk menjaga
kinerja masyarakat semakin hebat dan maju. Namun
lebih penting dari itu semua terciptanya suasana dan kondisi kehidupan sosial
yang tenang dan nyaman yang dapat hidup berdampingan secara rukun, harmonis,
damai sentosa, saleh dan sejahtera.
Kesadaran Sewaka
Dharma Kirthanam secara arif dan bijaksana sesuai dengan aturan keimanan,
aturan kebajikan dan acara keagamaan dan aturan etika dan moralitas yang
berlaku umum ini sangat dibutuhkan dewasa ini, hal ini dikarenakan karena terkadang
orang yang kita puji mungkin merasa "rendah"
ketika mereka gagal, tidak melakukan seseuai dengan harapan, atau ketika mereka
melakukan hal-hal di luar kekuatan mereka. Dalam hal ini, orang yang kita
puji cenderung mempertanyakan nilai kualitas diri mereka. Bahkan terkadang
mereka mungkin mempertanyakan apakah kita akan
terus mencintai, mengasihi, menyayangi, bangga, dsb. dengan
mereka. Jadi, penting bagi kita untuk
memvalidasi dan memuji orang dengan kesadaran Sewaka Dharma
Kirthanam sehingga pujian yang dilontarkan atau diucapkan penuh dengan
pertimbangan atau wiweka dari olah rasa, olah pikir, olah kata, dan olah laku
sehingga Sewaka Dharma Kirthanam itu dapat berkontribusi positif terhadap
pembentukan tubuh fisik dan rohani masyarakat manusia secara utuh dan menyeluruh. Sewaka Dharma
Kirthanam dalam proses perjalanannya
dapat
membantu membentuk karakter atau kepribadian kita dan
seseorang yang kita berikan pujian ke dalam bentuk kualitas diri yang paling baik serta
berkepribadian yang mawas diri berbesar hati untuk membuka diri dan berbagi,
santun, ramah, arif dan bijaksana, toleran, memiliki cinta kasih sayang,
harmonis, indah,dsb.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dimaknai bahwa ajaran Sewaka Dharma Kirthanam dalam kontek
sosial mengandung konsep dalam upaya tertentu untuk mencapai dan menciptakan
kehidupan masyarakat (sosial) yang lebih baik, kreatif, kuat, saling menghargai
satu sama yang lainnya, saling melayani dan dilayani dalam lingkaran cakra yajna, serta berkepribadian yang
mawas diri, santun, ramah, arif dan bijaksana, toleran, memiliki cinta kasih
sayang, harmonis, indah,dsb. Yang dilandasi dan menempatkan nilai-nilai atau spirit Ketuhanan dalam
kehidupan masyarakat dengan sebuah kesadaran prinsip hidup bersama dalam satu
kesatuan organ-organ tubuh sosio sesuai dengan prinsip-prinsip dasar aturan
keimanan, aturan kebajikan dan aturan acara
keagamaan yang dianutnya serta aturan-aturan etika, moralitas dan kebajikan yang
berlaku untuk umum.Guna sebuah pencapaian situasi dan kondisi masyarakat
manusia yang Jagadhita sesuai dengan
pesan dan tanggung jawab moral (swadharma)
dari ajaran Tri Hita Karana yang
harus di-sadhana-kan dan dipraksiskan
dalam kehidupan sehari-hari.
)* Menanamkan
ajaran Nawa Wida Bhakti - Sewaka Dharma Kirthanam;
adalah Judul Artikel untuk di Radar Bimas Hindu Sultra dan telah terbit di Majalah Craddha Edisi-49.
)**I Nengah Sumendra,S.Ag, M.Fil.H adalah Guru
Agama Hindu SMK Negeri 1 Unaaha, Kab. Konawe. Prov. Sulawesi Tenggara. Ketua
Pasraman Dharma Aksara. Aktiv sebagai Dharma Duta PHDI Prov. Sultra dari
2007-sekarang dan Sekretaris PHDI Kab. Konawe masa bakti 2010-2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar